Cerita Filosofi Kopi Pahit Dan Air Telaga
Jumat, 08 Februari 2019
Tulis Komentar
Ada seorang guru bijak didatangi pemuda yang tengah dirundung masalah.
Pemuda itu menceritakan seluruh masalahnya.
Sang guru yang bijak itu mendengar dengan seksama.
Setelah itu ia mengambil segenggam serbuk kopi pahit dan meminta anak muda itu mengambil segelas air
Ditaburnya serbuk kopi itu ke dalam gelas kemudian diaduk perlahan.
“Coba minum ini dan katakan bagaimana rasanya?”ujar sang guru.
“Pahit sekali,” jawab si pemuda sambil meringis.
Sang guru tersenyum, lalu mengajak pemuda itu berjalan ke telaga belakang rumahnya.
Sesampai di tepi telaga yang tenang itu, sang guru kembali menaburkan serbuk kopi pahit ke telaga yang jernih itu, dan dengan sepotong kayu ia mengaduknya.
“Coba ambil air dari telaga ini dan minumlah.”
Pemuda itu pun mereguk air itu.
Sang guru bertanya lagi, “bagaimana rasanya?”
“Segar,” sahut si pemuda tersenyum.
"Apakah masih ada tersisa rasa pahit?" tanya sang guru.
“Tidak,” jawab si pemuda.
Sang guru tersenyum penuh kasih sayang, kemudian berujar,
“Anak muda… dengarkan baik-baik...
Pahitnya kehidupan sama seperti segenggam serbuk pahit ini, tak lebih tak kurang
Jumlah dan rasa pahitnya pun sama, dan memang akan akan tetap sama. Tetapi kepahitan yg kita rasakan sangat tergantung dari wadah yg kita miliki.
Kepahitan akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkannya."
"Jadi saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yg kamu lakukan: “Lapangkan dadamu menerima semuanya itu,
Luaskan hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu…”
*******
Saudaraku...
Hati kita adalah wadah itu…
tempat menampung segalanya...
Jangan jadikan hati kita seperti gelas.
Selamat meraih kebahagiaan di hari yang penuh berkah ini, saudara-saudaraku tercinta...
😊❤💕
Belum ada Komentar untuk "Cerita Filosofi Kopi Pahit Dan Air Telaga"
Posting Komentar